Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
Tentang

Manten Pegon adalah sebuah tradisi upacara atau prosesi pernikahan berasal dari Surabaya. Tradisi pernikahan tradisional yang diwariskan secara turun-temurun ini memiliki keunikan dan sangat identik dengan karakteristik masyarakat Surabaya yang multikultural, egaliter, dan terbuka.

Istilah Manten Pegon berasal dari bahasa Jawa. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (Poerwadarminta), manten artinya ‘pernikahan,’ sedangkan pegon berasal dari kata dari bahasa Jawa, yaitu pego yang artinya ‘menyimpang atau serong.’

Huruf Pegon ini menyimpang dari literatur Arab dan juga menyimpang dari literatur Jawa. Arab Pegon ini disebut pula Arab Pego atau Arab Jawi, yaitu tulisan yang menggunakan huruf Arab atau huruf hijaiyah, akan tetapi dalam praktik bahasanya menggunakan bahasa Jawa atau bahasa daerah lainnya yang sesuai dengan selera orang yang ingin menggunakannya.

Arti kata menyimpang yang dimaksud bukan berarti sesuatu berkonotasi negatif, melainkan bisa ditarfsirkan jika pelaksanaan Manten Pegon yang eksentrik dan unik, mulai dari prosesi atau upacaranya, model busana yang dikenakan, barang-barang seserahan yang dibawa, dan lain sebagainya. Keunikan tersebut juga tidak lepas dari proses kelahiran Manten Pegon yang dilatarbelakangi oleh perpaduan atau percampuran empat budaya, yakni Jawa, Belanda, Arab, dan Tionghoa.