Dinas Perpustakaan Dan Kearsipan Kota Surabaya terus melakukan peningkatan kinerja kedinasan melalui program-program yang berkaitan dengan literasi dan pelayanan publik khususnya pada masyarakat kota Surabaya. Rabu, (22/02/2023) bertempat di ruang rapat 203 Gedung siola lt 2 acara Forum Perangkat Daerah tersebut di moderatori oleh Kukuh Yudha Karnanta dari FIB Unair.
Paparan terdiri dari beberapa materi dalam Rangka Penyusunan Rancangan Rencana Kerja (Renja) Tahun 2024 yang telah dijalankan atau sedang dilakukan oleh Dinas disampaikan oleh Mia Santi Dewi, S.H., M. Si. selaku Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya. Program tersebut antara lain, bidang kearsipan melakukan pemeliharaan, pengawasan dan penyusutan arsip dinamis, akuisisi, pengolahan, preservasi, dan akses arsip statis. Penyedia informasi, akses dan layanan. Pemberdayaan kapasitas unit kearsipan dan Lembaga kearsipan daerah.
Bidang perpustakaan, Mia menyampaikan adanya TBM yang bertema serta beberapa pelatihan seperti kelas numerasi dan pelatihan foto tempat bersejarah. Nofi Jarsi yang berkolaborasi dengan sekolah pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. DILANS dan ES PUTER, menjadi dua program inovasi yang akan di jalankan pada tahun 2024.
Berbagai kritik serta saran disampaikan oleh beberapa pihak usai Mia memaparkan program-program yang dimiliki dan yang akan dilaksanakan mendatang.
Martadi selaku narasumber mengungkapkan “kaidah dalam proses penyusunan yang secara alur berpikir sudah sistematis hingga bagaimana cara DISPUSIP melakukan revitalisasi dan inovasi agar tidak berhenti pada satu titik ketika semua sudah terlaksana dengan baik. Teknologi baru untuk kesenjangan digital, berkaitan dengan daring atau luring untuk merevitalisasi atau bagian dari novelty program kinerja. Karena kita berada pada masyarakat Hyperconnected yang lebih suka mendengarkan dan membuat grup baru”.
Esthi menambahkan “Dalam bidang kearsipan memiliki standart yang sama di seluruh Indonesia. Perspektif arsip bergeser ke sejarah, sosial politik ekonomi dan lain-lain. Maka untuk kegiatan yang harus diprioritaskan adalah ketika keadaan bencana alam dan lain sebagainya.
Komentar narasumber tersebut memberikan masukan untuk Dinas Perpustakaan dan Kearsipan dilanjutkan dengan berbagai saran dari para tamu undangan yang hadir dalam rapat tersebut diantaranya.
Nanang dari Komunitas Begandring yang memberikan masukan untuk penulisan Ensiklopedia yang harus terus dilakukan, konsistensi kearsipan seperti recording the future dan TBM digital.
Evi dari UIN Sunan Ampel yang menanyakan program inklusi sosial, serta kesiapanya jika diperlukan untuk bekerja sama jika membutuhkan manuskrip kuno.
Agus ketua himpaudi kota Surabaya yang menanyakan mengapa Gernas Baku tidak lagi dijalankan. Dia menuturkan untuk melakukan Kerja sama dengan kumpul dongeng untuk lomba yang dilakukan oleh orang tua kepada anak.
Airlangga perwakilan dari FAS (Forum Anak Surabaya) juga menyampaikan pendapatnya Ketika harus berhadapan dengan literasi digital. Baginya sangat membantu untuk mempermudah akses dalam belajar dan perlu pendampingan dari pemustaka atau petugas taman baca. Sebagai lahan promosi untuk mengembangkan tingkat minat baca pada masyarakat.
Hasil dari diskusi itu memberikan masukan untuk Mia dalam meningkatkan prospek kinerja dan juga sebagai bahan evaliasi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya. Beberapa pertanyaan juga telah dijawab oleh Mia, salah satunya adalah tentang inklusi sosial yang telah dilakukan oleh DISPUSIP.
Harapanya untuk Forum Perangkat Daerah (FPD) dalam Rangka Penyusunan Rancangan Rencana Kerja (Renja) Tahun 2024 Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya itu untuk mendapatkan masukan dalam meningkatkan target sesuai dengan yang diharapkan oleh masyarakat pada program-program literasi dan kearsipan.