Nama Surabaya telah tercatat dalam sejarah sejak masa Kerajaan Majapahit. Eksistensi Surabaya pada masa itu bukan sebagai kota yang kita kenal seperti hari ini, melainkan sebagai sebuah desa yang diberi hak istimewa oleh Raja Majapahit Hayam Wuruk atau Rajasanagara. Di dalam prasasti yang dikenal dengan nama Prasasti Canggu atau Ferry Charter, Surabaya ditetapkan sebagai salah satu desa istimewa bersama desa-desa lainnya yang terdapat di daerah aliran Sungai Brantas dan Bengawan Solo. Jadi, nama Surabaya secara historis tidak ada kaitannya dengan kisah pertempuran antara dua hewan, yakni ikan hiu dan buaya, seperti yang selama ini populer dalam masyarakat atau folklor.