Krembangan Selatan, Krembangan, Kota Surabaya, Jawa Timur 60175
Keterangan :-PERISTIWA-
Pada masa setelah Kemerdekaan, yaitu sekitar pukul 11.00 tanggal 27 Oktober 1945 disebarkannya pamlet ancaman yang berisi "seluruh rakyat Surabaya harus mengembalikan semua senjata hasil rampasan perang dari tentara Jepang, mereka yang menyimpan senjata akan langsung ditembak di tempat". Hal tersebut memicu pertempuran tiga hari tiga malam yang dimulai sejak tanggal 28 Oktober, pertempuran tersebut dikenal sebagai pertempuran Surabaya babak pertama. Pertempuran itu membawa pertumpahan darah dan jatuhnya ratusan korban di kedua belah pihak tidak bisa dihindari.
Pada tanggal 30 Oktober dilakukan perundingan antara Presiden Soekarno dan Mayor Jenderal D.C. Hawthorn Komandan Angkatan Darat Sekutu di Jawa Bali dan Lombok, dengan hasil pengakuan adanya Republik Indonesia secara de facto dengan syarat. Namun sayangnya pertempuran masih terus berlangsung di sekitar Gedung Lindeteves yang terletak dekat Jembatan Semoet dan Gedung Internatio dekat Jembatan Merah. Situasi pertempuran sudah reda saat rombongan konvoi delapan mobil dan Biro Kontak meninggalkan Kantor Gubernur menuju Gedung Lindeteves. Situasi memanas kembali saat terjadi perundingan di dalam Gedung Internatio antara tentara Inggris dan Biro Kontak. selang berapa lama terjadilah retentan tembakan dari dalam Gedung Internatio yang mengakibatkan jatuhnya banyak korban diantaranya rakyat dan para pemuda Surabaya, termasuk Brigadir Jenderal Mallaby.